Kamis, 11 Oktober 2012

Jawaban tugas bhs. inggris

The Answer


Task 18

1.  uncle
2.  heard
3.  enough
4.  decided
5.  inside
6.  knocked
7.  meanwhile
8.  woods
9.  dwarfs
10. Told

Task 19

1.  The purpose of Mr.Chan an family being in California is Mr.Chan want to saw that her daughters were  enjoying themselves and since they had done well in their examinations.
2.  One day
3.  Mr.chan have to return to Singapore immediately because there was an emergency in his office.
4.  If They would have extended their stay in Los Angeles, they would have been  on that fateful flight which crashed. It was indeed a narrow escape for the entire family.
5.  Amanda and Samantha disappointed because they hear their father want to return to Singapore immediately to solve the problem in his office.


 Task 20

1.  Fateful
2.  Sulk
3.  Mingle
4.  Exhilarate
5.  Relieve
6.  Stun
7.  Insatiable
8.  Perish
9.  Extend
10.Prompt

contoh ceramah : Zina Menurut Hukum Islam

Zina Menurut Hukum Islam


Zina menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah Persetubuhan yang dilakukan oleh bukan suami istri, menurut Kamus Islam zina artinya hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan di luar perkawinan; tindakan pelacuran atau melacur, dan menurut Ensiklopedia Alkitab Masa Kini zina artinya hubungan seksual yang tidak diakui oleh masyarakat.
Di dalam Islam, zina termasuk perbuatan dosa besar. Hal ini dapat dapat dilihat dari urutan penyebutannya setelah dosa musyrik dan membunuh tanpa alasan yang haq, Allah berfirman: “Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina.” (QS. Al-Furqaan: 68). Imam Al-Qurthubi mengomentari, “Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang lebih besar setelah kufur selain membunuh tanpa alasan yang dibenarkan dan zina.” (lihat Ahkaamul Quran, 3/200). Dan menurut Imam Ahmad, perbuatan dosa besar setelah membunuh adalah zina.
Islam melarang dengan tegas perbuatan zina karena perbuatan tersebut adalah kotor dan keji. Allah berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati perbuatan zina. Sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra’: 32). Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, seorang ulama besar Arab Saudi, berkomentar: “Allah Swt telah mengategorikan zina sebagai perbuatan keji dan kotor. Artinya, zina dianggap keji menurut syara’, akal dan fitrah karena merupakan pelanggaran terhadap hak Allah, hak istri, hak keluarganya atau suaminya, merusak kesucian pernikahan, mengacaukan garis keturunan, dan melanggar tatanan lainnya”. (lihat tafsir Kalaam Al-Mannan: 4/275)
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan, “Firman Allah Swt yang berbunyi: “Katakanlah, Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan keji, baik yang tampak ataupun yang tersembunyi” (QS.Al-Maidah: 33), menjadi dalil bahwa inti dari perbuatan zina adalah keji dan tidak bisa diterima akal. Dan, hukuman zina dikaitkan dengan sifat kekejiaannya itu”. Kemudian ia menambahkan, “Oleh karena itu, Allah berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati perbuatan zina. Sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra’: 32) (lihat At-Tafsir Al-Qayyim, hal 239)
Oleh karena itu, Islam telah menetapkan hukuman yang tegas bagi pelaku zina dengan hukuman cambuk seratus kali bagi yang belum nikah dan hukuman rajam sampai mati bagi orang yang menikah. Di samping hukuman fisik tersebut, hukuman moral atau sosial juga diberikan bagi mereka yaitu berupa diumumkannya aibnya, diasingkan (taghrib), tidak boleh dinikahi dan ditolak persaksiannya. Hukuman ini sebenarnya lebih bersifat preventif (pencegahan) dan pelajaran berharga bagi orang lain. Hal ini mengingat dampak zina yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, baik dalam konteks tatanan kehidupan individu, keluarga (nasab) maupun masyarakat.
Hukuman zina tidak hanya menimpa pelakunya saja, tetapi juga berimbas kepada masyarakat sekitarnya, karena murka Allah akan turun kepada kaum atau masyarakat yang membiarkan perzinaan hingga mereka semua binasa, berdasarkan sabda Rasulullah saw: “Jika zina dan riba telah merebak di suatu kaum, maka sungguh mereka telah membiarkan diri mereka ditimpa azab Allah.” (HR. Al-Hakim). Di dalam riwayat lain Rasulullah saw bersabda: “Ummatku senantiasa ada dalam kebaikan selama tidak terdapat anak zina, namun jika terdapat anak zina, maka Allah Swt akan menimpakan azab kepada mereka.” (H.R Ahmad).
Ibnul Qayyim mengatakan bahwa zina adalah salah satu penyebab kematian massal dan penyakit tha’un. Tatkala perzinaan dan kemungkaran merebak dikalangan pengikut Nabi Musa as, Allah Swt menurunkan wabah tha’un sehingga setiap hari 71.000 orang mati (lihat Ath-Thuruq Al-Hukmiyah fii As-Siyaasah Asy-Syar’iyyah, hal 281). Kemungkinan besar, penyakit berbahaya yang dewasa ini disebut dengan HIV/AIDS (Human Immunodefienscy Virus/Acquire Immune Defisiency Syindrome) adalah penyakit tha’un (penyakit mematikan yang tidak ada obatnya di zaman dulu) yang menimpa ummat terdahulu itu. Na’uu zubilahi min zalik..semoga kita tidak ditimpakan musibah ini.
Melihat dampak negatif (mudharat) yang ditimbulkan oleh zina sangat besar, maka Islampun mengharamkan hal-hal yang dapat menjerumuskan kedalam maksiat zina seperti khalwat, pacaran, pergaulan bebas, menonton VCD/DVD porno dan sebagainya, berdasarkan dalil sadduz zari’ah. Hal ini perkuat lagi dengan kaidah Fiqh yang masyhur: “Al wasilatu kal ghayah” (sarana itu hukumnya sama seperti tujuan) dan kaidah: “Maa la yatimmul waajib illa bihi fahuwa waajib” (Apa yang menyebabkan tak sempurnanya kewajiban kecuali dengannya maka ia menjadi wajib pula).
Dan berdasarkan makna tersurat dalam firman Allah: “Dan janganlah kamu mendekati perbuatan zina. Sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra’: 32). Maka secara mafhum muwafaqah, maknanya adalah mendekati zina saja hukumnya dilarang (haram), terlebih lagi sampai melakukan perbuatan zina, maka ini hukumnya jelas lebih haram.
Solusi permasalahan moral ini
Islam adalah agama fitrah yang mengakui keberadaan naluri seksual. Di dalam Islam, pernikahan merupakan bentuk penyaluran naluri seks yang dapat membentengi seorang muslim dari jurang kenistaan. Maka, dalam masalah ini nikah adalah solusi jitu yang ditawarkan oleh Rasulullah saw sejak 14 abad yang lampau bagi gadis/perjaka.
Selain itu, penerapan syariat Islam merupakan solusi terhadap berbagai problematika moral ini dan penyakit sosial lainnya. Karena seandainya syariat ini diterapkan secara kaffah (menyeluruh dalam segala aspek kehidupan manusia) dan sungguh-sungguh, maka sudah dapat dipastikan tingkat maksiat khalwat, zina, pemerkosaan dan kriminal lainnya akan berkurang drastic.
Orang tua pun sangat berperan dalam pembentukan moral anaknya dengan memberi pemahaman dan pendidikan islami terhadap mereka. Orang tua hendaknya menutup peluang dan ruang gerak untuk maksiat ini dengan menyuruh anak gadisnya untuk berpakaian syar’i (tidak ketat, tipis, nampak aurat dan menyerupai lawan jenis). Memberi pemahaman akan bahaya pacaran dan pergaulan bebas. Dalam konteks kehidupan masyarakat, tokoh masyarakat dapat memberikan sanksi tegas terhadap pelaku zina sebagai preventif (pencegahan). Jangan terlalu cepat menempuh jalur damai “nikah”, sebelum ada sanksi secara adat, seperti menggiring pelaku zina ke seluruh kampung untuk dipertontonkan dan sebagainya. Selain itu, majelis ta’lim dan ceramah pula sangat berperan dalam mendidik moral masyarakat dan membimbing mereka.
Begitu pula sekolah, dayah dan kampus sebagai tempat pendidikan secara formal dan informal mempunyai peran dalam pembentukan moral pelajar/mahasiwa. Dengan diajarkan mata pelajaran Tauhid, Al-Quran, Hadits dan Akhlak secara komprehensif dan berkesinambungan, maka para pelajar/mahasiswa diharapkan tidak hanya menjadi seorang muslim yang cerdas intelektualnya, namun juga cerdas moralnya (akhlaknya).
Peran Pemerintah dalam amal ma’ruf nahi munkar mesti dilakukan. Pemerintah diharapkan mengawasi dan menertibkan warnet-warnet, salon-salon, kafe-kafe dan pasangan non-muhrim yang berboncengan. Karena, bisa memberi celah dan ruang untuk maksiat ini. Mesti ada tindak pemblokiran situs-situs porno sebagaimana yang diterapkan di Negara Islam lainnya seperti Arab Saudi, Iran, Malaysia dan sebagainya.

Contoh hikayat beserta unsur intrinsiknya

Hikayat Hang Tuah

Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak Hang Mahmud. Mereka bertempat tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di Sungai Duyung mendengar kabar teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya.Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang Merdu,”Ayo kita pergi ke Bintan, negri yang besar itu, apalagi kita ini orang yang yang miskin. Lebih baik kita pergi ke Bintan agar lebih mudah mencari pekerjaan.”Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh di atas kepala Hang Tuah.

Hang Mahmudpun terbangun dan mengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wangi-wangian. Siang harinya, Hang Mahmud pun menceritakan mimpinya kepada istri dan anaknya. Setelah mendengar kata suaminya, Dang Merdu pun langsung memandikan dan melulurkan anaknya.Setelah itu, ia memberikan anaknya itu kain,baju, dan ikat kepala serba putih. Lalu Dang Merdu member makan Hang Tuah nasi kunyit dan telur ayam, ibunya juga memanggil para pemuka agama untuk mendoakan selamatan untuk Hang Tuah. Setelah selesai dipeluknyalah anaknya itu.Lalu kata Hang Mahmud kepada istrinya,”Adapun anak kita ini kita jaga baik-baik, jangan diberi main jauh-jauh.”Keesokan harinya, seperti biasa Hang Tuah membelah kayu untuk persediaan.

Lalu ada pemberontak yang datang ke tengah pasar, banyak orang yang mati dan luka-luka. Orang-orang pemilik took meninggalkan tokonya dan melarikan diri ke kampong. Gemparlah negri Bintan itu dan terjadi kekacauan dimana-mana. Ada seorang yang sedang melarikan diri berkata kepada Hang Tuah,” Hai, Hang Tuah, hendak matikah kau tidak mau masuk ke kampung.?”Maka kata Hang Tuah sambil membelah kayu,”Negri ini memiliki prajurit dan pegawai yang akan membunuh, ia pun akan mati olehnya.”Waktu ia sedang berbicara ibunya melihat bahwa pemberontak itu menuju Hang Tuah samil menghunuskan kerisnya.

Maka ibunya berteriak dari atas toko, katanya,”Hai, anakku, cepat lari ke atas toko!”Hang Tuah mendengarkan kata ibunya, iapun langsung bangkit berdiri dan memegang kapaknya menunggu amarah pemberontak itu. Pemberontak itu datang ke hadapan Hang Tuah lalu menikamnya bertubi-tubi. Maka Hang Tuah pun Melompat dan mengelak dari tikaman orang itu. Hang Tuah lalu mengayunkan kapaknya ke kepala orang itu, lalu terbelalah kepala orang itu dan mati. Maka kata seorang anak yang menyaksikannya,”Dia akan menjadi perwira besar di tanah Melayu ini.”Terdengarlah berita itu oleh keempat kawannya, Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekui.

Mereka pun langsung berlari-lari mendapatkan Hang Tuah. Hang Jebat dan Hang Kesturi bertanya kepadanya,”Apakah benar engkau membunuh pemberontak dengan kapak?” Hang Tuah pun tersenyum dan menjawab,”Pemberontak itu tidak pantas dibunuh dengan keris, melainkan dengan kapak untuk kayu.”Kemudian karena kejadian itu, baginda raja sangat mensyukuri adanya sang Hang Tuah. Jika ia tidak datang ke istana, pasti ia akan dipanggil oleh Sang Raja. Maka Tumenggung pun berdiskusi dengan pegawai-pegawai lain yang juga iri hati kepada Hang Tuah. Setelah diskusi itu, datanglah mereka ke hadapan Sang Raja.

Maka saat sang Baginda sedang duduk di tahtanya bersama para bawahannya, Tumenggung dan segala pegawai-pegawainya datang berlutut, lalu menyembah Sang Raja, “Hormat tuanku, saya mohon ampun dan berkat, ada banyak berita tentang penghianatan yang sampai kepada saya. Berita-berita itu sudah lama saya dengar dari para pegawai-pegawai saya.”Setelah Sang Baginda mendengar hal itu, maka Raja pun terkejut lalu bertanya, “Hai kalian semua, apa saja yang telah kalian ketahui?”Maka seluruh menteri-menteri itu menjawab, “Hormat tuanku, pegawai saya yang hina tidak berani datang, tetapi dia yang berkuasa itulah yang melakukan hal ini.”Maka Baginda bertitah, “Hai Tumenggung, katakan saja, kita akan membalasanya.”Maka Tumenggung menjawab, “Hormat tuanku, saya mohon ampun dan berkat, untuk datang saja hamba takut, karena yang melakukan hal itu, Ra
Setelah Baginda mendengar kata-kata Tumenggung yang sedemikian itu, maka Baginda bertitah, “Siapakah orang itu, Sang Hang Tuah kah?”Maka Tumenggung menjawab, “Siapa lagi yang berani melakukannya selain Hang Tuah itu. Saat pegawai-pegawai hamba memberitahukan hal ini pada hamba, hamba sendiri juga tidak percaya, lalu hamba melihat Sang Tuah sedang berbicara dengan seorang perempuan di istana tuan ini. Perempuan tersebut bernama Dang Setia.

Hamba takut ia melakukan sesuatu pada perempuan itu, maka hamba dengan dikawal datang untuk mengawasi mereka.”Setelah Baginda mendengar hal itu, murkalah ia, sampai mukanya berwarna merah padam. Lalu ia bertitah kepada para pegawai yang berhati jahat itu, “Pergilah, singkirkanlah si durhaka itu!”Maka Hang Tuah pun tidak pernah terdengar lagi di dalam negri itu, tetapi si Tuah tidak mati, karena si Tuah itu perwira besar, apalagi di menjadi wali Allah. Kabarnya sekarang ini Hang Tuah berada di puncak dulu Sungai Perak, di sana ia duduk menjadi raja segala Batak dan orang hutan. Sekarang pun raja ingin bertemu dengan seseorang, lalu ditanyainya orang itu dan ia berkata, “Tidakkah tuan ingin mempunyai istri?”Lalu jawabnya, “Saya tidak ingin mempunyai istri lagi.”

Unsur-unsur intrinsiknya :
1.    Tema
Ksatria yang diusir
2.    Tokoh dan penokohan
a.    Hang tuah : Baik, jujur, sabar, setia dan merupakan seorang ksatria yang gagah berani.
b.    Hang Mahmud : Baik, ayah dari Hang Tuah, ia ingin berusaha demi keluarganya.
c.    Dang merdu : baik, ibu dari Hang Tuah, melindungi anaknya dari para perampok
d.    Pemberontak : kejam, jahat, rela menganiaya orang lain, tidak punya perasaan.
e.    Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekui : teman Hang Tuah, selalu memberikan dukungan terhadap Hang Tuah
f.    Raja Bintan : bijaksana, mudah terpengaruh oleh orang lain tanpa memperdulikan kebenarannya.
g.    Tumenggung : jahat, orang yang menghasut raja sehingga Hang Tuah di usir
h.    Dang setia : orang yang dekat dengan Hang Tuah
3.    Alur
Alur yang digunakan yaitu alur maju. Karena ceritanya menceritakan dari awalnya sampai pada akhir kisahnya.
4.    Latar
a.    Latar tempat : Sungai Duyung, Bintan, Pasar, Atas took, Istana, dulu Sungai Perak
b.    Latar waktu :malam hari
c.    Latar sosial : kekuasaan atau kerajaan
5.    Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan yaitu sudut pandang orang ketiga.
6.    Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan yaitu majas klimaks dan sinisme.
7.    Amanat
Amanat dari cerita ini adalah jangan pernah menyerah, walaupun diberikan cobaan yang berat janganlah berputus asa.



Rabu, 10 Oktober 2012

makalah gizi buruk

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi kurang, hubungan dengan penyakit infeksi dan negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih (Soekirman, 2000).

Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah gizi lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi (Azrul,2004).
Penanganan gizi buruk sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam menciptakan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dimulai dengan cara penanganan pertumbuhan anak sebagai bagian dari keluarga dengan asupan gizi dan perawatan yang baik. Dengan lingkungan keluarga yang sehat, maka hadirnya infeksi menular ataupun penyakit masyarakat lainnya dapat dihindari. Di tingkat masyarakat faktor-faktor seperti lingkungan yang higienis, ketahanan pangan keluarga, pola asuh terhadap anak dan pelayanan kesehatan primer sangat menentukan dalam membentuk anak yang tahan gizi buruk.
Secara makro, dibutuhkan ketegasan kebijakan, strategi, regulasi, dan koordinasi lintas sektor dari pemerintah dan semua stakeholders untuk menjamin terlaksananya poin-poin penting seperti pemberdayaan masyarakat, pemberantasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan pendidikan yang secara tidak langsung akan mengubah budaya buruk dan paradigma di tataran bawah dalam hal perawatan gizi terhadap keluarga termasuk anak.
Keberhasilan pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah dan masyarakat sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia. Indikator yang digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia antara lain Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM). Pada umumnya IPM dan IKM mempunyai komponen yang sama, yaitu angka harapan hidup (tingkat kesehatan), penguasaan ilmu pengetahuan (tingkat pendidikan) dan standar kehidupan yang layak (tingkat ekonomi). Pada IPM, standar hidup layak dihitung dari pendapatan per kapita, sementara IKM diukur dengan persentase penduduk tanpa akses terhadap air bersih, fasilitas kesehatan, dan balita kurang gizi.
Tiga faktor utama penentu IPM yang dikembangkan UNDP adalah tingkat pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Ketiga faktor tersebut erat kaitannya dengan status gizi masyarakat.
Salah satu prioritas pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah upaya perbaikan gizi yang berbasis pada sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal. Kurang gizi akan berdampak pada penurunan kualitas SDM yang lebih lanjut dapat berakibat pada kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan kecerdasan, menurunkan produktivitas, meningkatkan kesakitan serta kematian. Visi pembangunan gizi adalah “Mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi masyarakat/keluarga yang optimal”.
Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama, yaitu kurang gizi mikro dan kurang gizi makro. Kurang gizi makro pada umumnya disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein dibanding kebutuhannya yang menyebabkan gangguan kesehatan, sedangkan kurang gizi mikro disebabkan kekurangan zat gizi mikro (Dinkes Purworejo,2006). Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjdinya kekurangan gizi menahun. Anak balita sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umurnya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalu sedikit dibawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh dibawah standar disebut gizi buruk.  Gizi buruk pada anak sampai saat ini masih menjadi masalah di Indonesia. Diketahui sampai tahun 2011 ini ada sekitar 1 juta anak di Indonesia yang mengalami gizi buruk.

B.    Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah
1.    Apakah gizi buruk itu ?
2.    Bagaimanakah masalah gizi buruk di indonesia ?
3.    Bagaimana peran pemerintah dalam menanggulangi masalah gizi buruk di Indonesia ?

C.    Tujuan
Tujuan dalam penulisan karya tulis Ilmiah ini adalah
1.    Untuk mengetahui bagaimanakah gizi buruk yang sebenarnya.
2.    Untuk mengetahui penyebab dan dampak yang di timbulkan dari gizi buruk
3.    Untuk mengetahui masalah-masalah gizi buruk di Indonesia
4.    Untuk mengetahui peran pemerintah dalam menanggulangi masalah gizi buruk di Indonesia

D.    Manfaat
Manfaat dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
1.    Dapat mengetahui bagaimanakah gizi buruk sebenarnya
2.    Dapat mengetahui penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari gizi buruk
3.    Dapat mengetahui peranan pemerintah dalam menanggulangi masalah gizi buruk di Indonesia
4.    Membantu masyarakat dalam upaya mencegah bertambahnya penderita gizi buruk di Indonesia

E.    Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.    Rumusan Masalah
C.    Tujuan
D.    Manfaat
E.    Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Gizi Buruk
B.    Penyebab Gizi Buruk
C.    Tipe-tipe Gizi buruk
D.    Pencegahan Gizi buruk
E.    Penanganan gizi buruk
F.    Gizi buruk di IndonesiaGizi buruk di Makassar
G.    Peran Pemerintah dalam menanggulangi masalah gizi buruk di Indonesia
H.    Peran Pemerintah kota Makassar dalam menanggulangi masalah gizi buruk
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.    Saran



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian gizi buruk

Gizi buruk atau malnutrisi dapat diartikan sebagai asupan gizi yang buruk. Hal ini bisa diakibatkan oleh kurangnya asupan makanan, pemilihan jenis makanan yang tidak tepat ataupun karena sebab lain seperti adanya penyakit infeksi yang menyebabkan kurang terserapnya nutrisi dari makanan. Secara klinis gizi buruk ditandai dengan asupan protein, energi dan nutrisi mikro seperti vitamin yang tidak mencukupi ataupun berlebih sehingga menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.
Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi, protein serta makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus ( menurut BB terhadap TB ) dan hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor.

B.    Penyebab Gizi Buruk
Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk. Menurut UNICEF ada dua penyebab langsung terjadinya gizi buruk, yaitu:
1.    Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan.
2.    Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan oleh rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik
Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk yaitu:
1.    Faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat
2.    Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuhan asuh anak
3.    Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang tidak memadai
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 faktor penyebab gizi buruk pada balita, yaitu:
1.    Keluarga miskin
2.    Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak
3.    Faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran pernapasan dan diare.

C.    Jenis-jenis gizi buruk
Gizi buruk terbagi menjadi empat jenis yaitu Kwasiorkor, Marasmus dan Marasmic-Kwashiorkor serta Obesitas.
a)    Kwasiorkor
Kwasiorkor memiliki ciri-ciri:
1.    Edema (pembengkakan), umumnya seluruh tubuh (terutama punggung kaki dan wajah) membulat dan lembab
2.    Pandangan mata sayu
3.    Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit dan mudah rontok
4.    Terjadi perubahan status mental menjadi apatis dan rewel
5.    Terjadi pembesaran hati
6.    Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
7.    Terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman lalu terkelupas (crazy pavement dermatosis)
8.    Sering disertai penyakit infeksi yang umumnya akut
9.    Anemia dan diare.
b)    Marasmus
Marasmus memiliki ciri-ciri:
1.    Badan nampak sangat kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit
2.    Wajah seperti orang tua
3.    Mudah menangis/cengeng dan rewel
4.    Kulit menjadi keriput
5.    Jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai celana longgar)
6.    Perut cekung, dan iga gambang
7.    Seringdisertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
8.    Diare kronik atau konstipasi (susah buang air).
c)    Marasmic-Kwashiorkor
Adapun marasmic-kwashiorkor memiliki ciri gabungan dari beberapa gejala klinis kwashiorkor dan marasmus disertai edema yang tidak mencolok.
d)    Obesitas

Obesitas adalah masalah gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai dengan akumulasi jaringan lemak secara berlebihan di seluruh tubuh, dimana terdapat penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh.
Obesitas berarti berat badan (BB) yang melebihi BB rata-rata. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih besar dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal berarti mengalami obesitas.
Obesitas sendiri digolongkan menjadi 3 kelompok:
•    Obesitas ringan: kelebihan berat badan 20-40%;
•    Obesitas sedang: kelebihan berat badan 41-100%; dan
•    Obesitas berat: kelebihan berat badan >100%.
Apa perbedaan obesitas dan overweight? Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, yang membuat BB seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan berat badan) adalah keadaan dimana BB seseorang melebihi BB normal, dengan perbedaan yang tidak terlalu jauh.
Obesitas seharusnya disorot sebagai masalah kelebihan gizi yang cukup akut sehingga dikategorikan sebagai Gizi Buruk. Tidak hanya kekurangan gizi, kelebihan gizi pun berdampak negatif bagi kesehatan seseorang.
Dari perkiraan 210 juta penduduk Indonesia pada tahun 2000, jumlah penduduk yang overweight diperkirakan mencapai 76.7 juta jiwa (17.5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih dari 9.8 juta jiwa (4.7%). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa overweight dan obesitas di Indonesia telah menjadi masalah besar yang memerlukan penanganan secara serius.Mengapa seseorang dapat mengalami obesitas?
Berikut beberapa penyebab utama:
a)    Faktor genetik
Seseorang dapat mengalami obesitas karena sudah merupakan keturunan dari orangtuanya, sehingga secara genetik hal tersebut tidak dapat dihindari. Di dalam suatu keluarga, sudah pasti ditemukan kesamaan pola makan dan gaya hidup antara orangtua dan anak. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
b)    Faktor lingkungan
Ternyata lingkungan seseorang pun memegang peranan cukup berarti dalam membentuk keobesitasan pada tubuh seseorang. Termasuk di antaranya adalah perilaku atau pola hidup, contohnya makanan yang dikonsumsi, aktivitas fisik yang dilakukan, dan lain-lain.
c)    Faktor psikis
Stres, depresi, kelelahan yang amat sangat, seringkali mempengaruhi kebiasaan makan dan pola hidup seseorang. Biasanya makan akan menjadi tidak teratur atau justru terlalu banyak makan makanan kurang bergizi seperti junk food, ditambah kurangnya konsumsi zat bermanfaat seperti sayur mayur dan buah-buahan.

D.    Pencegahan Gizi Buruk
Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak, yaitu:
1.    Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
2.    Anak diberi makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya untuk lemak minimal 10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
3.    Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter.
4.    Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.
5.    Jika anak menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.

E.    Penanganan Gizi Buruk

Orang yang obesitas harus memilih program penurunan berat badan yang aman. Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih program penurunan berat badan yaitu:
•    Diet aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin, mineral dan protein).
•    Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan dan stabil.
•    Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
Untuk diagnosa terjadinya gizi buruk, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan :
•    Memeriksa tinggi dan berat badan pasien untuk menentukan BMI (body mass index)
•    Melakukan pemeriksaan darah untuk melihat ketidak normalan
•    Melakukan pemeriksaan X-Ray untuk memeriksa apakah ada kelainan pada tulang dan organ tubuh lain
•    Memeriksa penyakit atau kondisi lain yang dapat menyebabkan terjadinya gizi buruk
Untuk penanganan gizi buruk. Dokter atau ahli gizi biasanya akan mengusulkan untuk pengaturan pola makan, termasuk jenis dan jumlah makanan. Bila diperlukan dapat juga diberikan suplemen atau vitamin untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin yang kurang tersebut. Apabila penyebab gizi buruk karena penyakit atau kondisi medis tertentu maka, terapi lain disarankan untuk menanganinya.
F.    Gizi Buruk di Indonesia
Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu kurang gizi makro dan kurang gizi mikro. Kurang gizi makro pada dasarnya merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein. Masalah gizi  makro adalah masalah gizi yang utamanya disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan energi dan protein. Kekurangan zat gizi makro umumnya disertai dengan kekurangan zat gizi mikro.
Kesepakatan global dalam bidang pangan dan gizi terutama World Summit for Children 1990, international Conference on Nutrition 1992 di Roma dan World Food Summit 1996 menetapkan sasaran program pangan dan perbaikan gizi yang harus dicapai oleh semua negara. Sasaran global tersebut sampai saat ini menjadi salah satu acuan pokok di dalam pembangunan program pangan dan gizi di semua negara termasuk Indonesia. Pembangunan program pangan dan gizi di Indonesia selam 30 tahun terakhir menunjukan hasil yang positif. Analisis penyediaan pangan tahun 1999 secara makro disimpulkan bahwa persediaan energi dan protein per kapita/hari masing-masing sebesar 2.890 Kkal dan 62,7 gram, telah  memenuhi kecukupan yang dianjurkan. Masalah pangan baru terlihat pada tingkat konsumsi rumah tangga. Data tahun 1998 menunjukan bahwa antara 49% sampai 53% rumah tangga di berbagai daerah mengalami defisit energi (konsumsi < 70% kebutuhan energi). Defisit pangan di tingkat rumah tangga disertai distribusi pangan antar anggota keluarga yang tidak baik didasari pengetahuan atau  perilaku gizi yang belum memadai berakibat munculnya masalah kurang gizi.
Gambaran makro perkembangan keadaan gizi masyarakat menunjukan kecenderungan yang sejalan. Prevalensi kurang energi protein pada balita turun dari 37,5% pada tahun 1989 menjadi 26,4% pada tahun 1999. Penurunan serupa juga terjadi pada prevalensi masalah gizi lain. Prevalensi gangguan akibat kurang yodium, kurang vitamin A, dan anemia gizi pada tahun 1998 masing-masing 9,8%, 0,3%, dan 50,9%. Dibandingkan dengan sasaran global yang disepakati, keadaan gizi masyarakat di Indonesia masih jauh ketinggalan. Sebagai contoh, pada tahun 2005 diharapkan terjadi penurunan prevalensi kurang energi protein menjadi 20%, gangguan akibat kurang yodium menjadi 5%, anemnia gizi menjadi 40%, dan bebas masalah kebutaan akibat kurang vitamin A.
Krisis ekonomi yang terjadi sejak 1997 semakin memperburuk keadaan gizi masyarakat. Selama krisis, ada kecenderungan meningkatnya prevalensi gizi kurang dan gizi buruk terutama pada kelompok umur 6-23 bulan. Munculnya kasus-kasus marasmus, kwashiorkor merupakan indikasi adanya penurunan ketahanan pangan tingkat rumah tangga. Upaya untuk mencegah semakin memburuknya keadaan gizi masyarakat di masa mendatang harus dilakukan segera dan direncanakan sesuai masalah daerah sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan desentralisasi. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Provinsi sebagai daerah otonom, mengatur kewenangan pemerintahan daerah dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan termasuk pembangunan di bidang pangan dan gizi. Iklim baru ini merupakan peluang untuk percepatan pencapaian sasaran nasional dan global. Adanya kebijakan dan strategi yang tepat, program yang sistematis mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan akan sangat mendukung pencapaian sasaran nasional.
Obesitas seharusnya disorot sebagai masalah kelebihan gizi yang cukup akut sehingga dikategorikan sebagai Gizi Buruk. Tidak hanya kekurangan gizi, kelebihan gizi pun berdampak negatif bagi kesehatan seseorang. Dari perkiraan 210 juta penduduk Indonesia pada tahun 2000, jumlah penduduk yang overweight diperkirakan mencapai 76.7 juta jiwa (17.5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih dari 9.8 juta jiwa (4.7%). Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa overweight dan obesitas di Indonesia telah menjadi masalah besar yang memerlukan penanganan secara serius.
Menurut Departemen Kesehatan, pada tahun 2003 terdapat sekitar 27,5% (5 juta balita kurang gizi), 3,5 juta anak (19,2%) dalam tingkat gizi kurang dan 1,5 juta anak gizi buruk (8,3%).
"Makanan dan gizi merupakan basis dari pembangunan manusia, sosial dan ekonomi. Sekitar 1 Milyar penduduk dunia saat ini mengalami masalah dalam penyediaan makanan. Sepertiga dari seluruh anak-anak di dunia (171 juta anak) ada dalam keadaan kurang gizi kronik", tulis Prof. Tjandra dalam surat elektronik kepada Kepala Pusat Komunikasi Publik.
Gizi buruk pada anak sampai saat ini masih menjadi masalah di Indonesia. Diketahui sampai tahun 2011 ada sekitar 1 juta anak di Indonesia yang mengalami gizi buruk. "Ada sekitar 1 juta anak gizi buruk di Indonesia diantara 240 juta penduduk Indonesia," ujar Direktur Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes Dr dr Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H, MARS, dalam acara seminar Hospital Expo di JCC, Jakarta.
Dr Slamet menuturkan kebanyakan berada di daerah timur Indonesia seperti di daerah NTT dan Maluku. Salah satu faktor penyebabnya karena letak geografisnya seperti jarak yang jauh dari fasilitas kesehatan.
“Berdasarkan hasil riset para ahli kesehatan gizi, di negara ini gizi buruk telah mencapai kurang lebih 35%. Itu semua dapat terlihat di saat pertumbuhan balita usia satu tahun hingga lima tahun,” kata ahli gizi Institut Pertanian Bogor Ali Khomsan saat ditemui di sela-sela acara pelatihan kader Posyandu di Gedung PKK Jabar Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung.
G.    Gizi Buruk di Makassar

Kasus gizi buruk masih menghantui Sulawesi Selatan, yang pertumbuhan ekonominya diklaim mencapai 8 persen. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan mencatat ada 116 kasus anak balita gizi buruk selama Januari hingga Maret 2011. Empat daerah kantong gizi buruk di Sulsel adalah Kota Makassar, Kabupaten Pangkep, Maros, dan Jeneponto.
Kepala Seksi Bina Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Sulsel Astati Mada Amin mengatakan hal itu di Makassar, Kamis (12/5/2011) di sela-sela kampanye Proyek Perbaikan Gizi Melalui Pemberdayaan Masyarakat (proyek NICE).
"Prevalensi tingkat gizi buruk di Makassar tahun 2010 ialah 6,8 persen, sedangkan Jeneponto 5,5 persen. Angka ideal tingkat gizi buruk harus di bawah 5 persen. Masih tingginya kasus gizi buruk harus dikaji dari banyak hal, tetapi salah satunya ialah minimnya keberpihakan pemerintah terhadap anggaran gizi," kata Astati.
Minimnya anggaran perbaikan gizi sangat kentara di daerah. Astati mencontohkan Kabupaten Tana Toraja yang mengalokasikan hanya Rp 5 juta untuk program gizi. "Apa yang bisa dilakukan dengan dana segitu, paling hanya untuk administrasi saja," ujarnya.
Adapun di tingkat provinsi, anggaran gizi yang diterima dinas kesehatan tahun 2011 mencapai Rp 350 juta, sudah termasuk Rp 150 juta untuk sosialisasi Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Air Susu Ibu. Namun, Astati menambahkan, anggaran itu pun lebih terserap untuk pelatihan penambahan kapasitas dan rapat-rapat teknis. 
Berdasarkan Riset Kesehatan Daerah Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan tahun 2010, tingkat prevalensi gizi buruk nasional menurun dari 5,4 persen tahun 2007 menjadi 4,9 persen tahun 2010. Kendati demikian, masih ada kesenjangan antarprovinsi.
Sebanyak 18 provinsi di Indonesia setidaknya masih memiliki tingkat prevalensi gizi buruk yang tinggi, seperti di antaranya di Sulsel (6,4 persen), Nusa Tenggara Barat (10,6 persen), dan Nusa Tenggara Timur (9 persen).
Untuk menekan tingkat gizi buruk, Proyek Perbaikan Gizi Melalui Pemberdayaan Masyarakat yang disebut NICE, dimulai sejak tahun 2008 di Sulsel, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Konsultan keuangan Proyek NICE Sulsel, Herman, mengatakan, di Sulsel proyek ini mencakup 206 desa dengan anggaran Rp 21,456 miliar. Setiap desa mendapatkan anggaran Rp 140 juta yang dicairkan dalam tiga periode. Dana ini dicairkan langsung ke kelompok gizi masyarakat (KGM) yang ada di tiap desa. "KGM menyusun program mereka sendiri yang sesuai dengan kondisi gizi masyarakat setempat. Kegiatan mereka pun berintegrasi dengan posyandu. Masyarakat harus diberdayakan dalam proyek ini agar ketika donor berganti, sistemnya sudah jalan," ujar Herman. 

H.    Peran Pemerintah dalam menanggulangi masalah gizi buruk di Indonesia

Hingga kini Indonesia masuk dalam lima besar untuk kasus gizi buruk. Untuk menanggulangi masalah tersebut kementerian kesehatan (kemenkes) menyediakan anggaran hingga Rp.700 miliar per tahunnya. Saat ini kemenkes memprioritaskan penanggulangan gizi buruk di enam provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Gorontalo, Sulawesi Barat, NTB dan NTT. Enam provinsi itu diprioritaskan karena masih banyaknya kasus gizi buruk ditemukan. Demikian yang dikemukakan oleh Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih di Seminar Nasional Pangan dan Gizi 2012 di Jakarta.
"Masalah gizi itu penting karena berhubungan dengan kualitas bangsa Indonesia. Kita punya program Seribu Hari Pertama untuk Negeri yaitu masa kritis perkembangan fisik dan intelektual anak," ujarnya. Program tersebut merupakan penjabaran dari gerakan Scaling-Up Nutrition Movement, yang dicanangkan PBB pada September 2011.
"PBB mengajak negara-negara anggotanya untuk melakukan perbaikan gizi yang antara lain memfokuskan pada seribu hari pertama kehidupan. Kami telah mengirimkan surat kepada Sekjen PBB menyampaikan kesanggupan bergabung dalam gerakan ini," kata Menkes. Secara nasional, diperkirakan ada sekitar 4,5 persen dari 22 juta balita atau 900 ribu balita mengalami gizi kurang atau gizi buruk.
Meski demikian, Menkes mengungkapkan bahwa angka prevalensi gizi kurang pada balita telah menurun dari 31 persen pada tahun 1990 menjadi 17,9 persen pada tahun 2010.
Menkes juga menyatakan Indonesia berhasil menanggulangi masalah gizi mikro dimana defisiensi vitamin A sudah tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat serta gangguan akibat kekurangan yodium makin berkurang. "Pemerintah tidak lagi memberikan kapsul yodium sebagai pencegahan. Demikian pula untuk prevalensi anemia gizi telah ada perbaikan dan masalah gizi mikro lainnya seperti zink, kalsium, fosfor, beberapa vitamin dan mineral esensial selalu dipantau," ujarnya.

I.    Peran Pemerintah kota Makassar dalam menanggulangi masalah gizi buruk
Mengantisipasi kasus gizi buruk akan meluas di Makassar Sulawesi Selatan, Dinas Kesehatan Kota Makassar memprogramkan penanganan 100 hari kerja.
"Penangangan gizi buruk telah disiapkan program 100 hari kepada para penderita. Tak hanya itu kita libatkan semua elemen dari tingkat posyandu hingga puskesmas," kata Kadis Dinkes Makassar Naisyah Tun Azikin, di Makassar.
Penanganan gizi buruk selama ini ditangani langsung di puskesmas dan posyandu lalu dirujuk ke rumah sakit setempat, sudah menjadi prosedur tetap. Namun, bila puskesmas dan posyandu yang menangani pasien tidak disokong dana awal pastinya akan menjadi kendala. penanganan gizi buruk dan daerah rawan gizi di Makassar mestinya didorong dengan membangun posko pengaduan serta penanganan gizi buruk sehingga diyakini berfungsi secara optimal pada masyarakat mengingat angka penderita gizi buruk cukup tinggi.
Penanganan kasus gizi buruk dalam kondisi parah dibantu susu, makanan bergizi, telur dan vitamin. Dan untuk gizi kurang, diberikan asupan gizi berupa asupan susu dan makanan bergizi. "Program ini dianggap langsung menyentuh masyarakat dan penderita gizi buruk yang ditangani Puskesmas dan Posyandu.
Sedangkan anggaran penanganan gizi buruk, telah diusulkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2011 dengan alokasi Rp1,2 miliar. Selain program gizi buruk, program lain juga direncanakan melakukan sertifikasi 14 Posyandu dan Puskesmas serta 24 Puskesmas Pembantu (Pustu) sebagai mutu pelayanan kesehatan di masyarakat yang berkualitas.  Banyak upaya dilakukan untuk mengatasi masalah Gizi buruk di Indonesia, dan diharapkan di tahun 2015, prevalensi gizi buruk dapat turun menjadi 3,6%.Prevalensi anak balita gizi kurang dan buruk turun 0,5 % dari 18,4% pada 2007 menjadi 17,9% pada 2010.


BAB III
PENUTUP
a.    Kesimpulan
•    Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi, protein serta makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama.
•    Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu kurang gizi makro dan kurang gizi mikro.
•    Tipe gizi buruk terbagi menjadi empat tipe yaitu Kwasiorkor, Marasmus dan Marasmic-Kwashiorkor serta Obesitas.
•    Gizi buruk dapat disebabkan karena kurangnya asupan gizi dan makanan terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi.
•    Gizi buruk dapat dicegah dengan cara memberikan makanan yang bergizi tetapi sesuai dengan kebutuhan.
•    Penanganan gizi buruk dapat dilakukan dengan memberikan makanan yang bergizi. Tetapi bagi penderita obesitas dapat di tangani dengan cara diet yang aman dan dianjurkan
•    Terdapat banyak kasus gizi buruk termasuk di Indonesia, selain itu di Makassar pada khususnya juga banyak ditemukan kasus gizi buruk. Mereka tidak tinggal diam dalam menghadapi gizi buruk, salah satu program yang di lakukan adalah program 100 hari kerja.





b.    Saran

•    Diharapkan bagi masyarakat agar tidak tinggal diam jika melihat anak yang mengalami gizi buruk, dan sekiranya dapat di laporkan ke posyandu atau puskesmas terdekat agar dapat segera di tangani.
•    Ketidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi buruk terlambat. Seharusnya penanganan pelayanan kesehatan dilakukan disaat penderita gizi buruk belum mencapai tahap membahayakan. Setelah kasus gizi buruk merebak barulah pemerintah melakukan tindakan (serius). Keseriusan pemerintah tidak ada artinya apabila tidak didukung masyarakat itu sendiri.
•    Dapat dijadikan referensi bagi penulis lain yang akan menulis tentang hal yang sama dengan objek penulisan ini.


Daftar Pustaka

Anonym. 2012. http//google.com,16 Mei 2012
Anonym. 2012. http//yahoo.com, 16 Mei 2012


Riwayat Hidup

Suci Ramadanti, lahir di Tamanroya 06 februari 1996. Siswa dari SMA Negeri Khusus ini juga pernah menempuh pendidikan dasar di SDI No.122 Tamanroya dan juga pernah bersekolah di SMPN 1 Tamalatea. Anak ke-3 dari 3 bersaudara ini sekarang tinggal di Jl.Lanto Dg. Pasewang No.504 Tamanroya, Kec.Tamalatea, Kab.Jeneponto.
PROPOSAL
ACARA PENTAS SENI TAHUNAN SEKOLAH
1.    Dasar pemikiran
Sekolah merupakan suatu lingkungan pembelajaran dan pendidikan bagi siswa, dengan berbagai sistem pembelajaran dan kegiatan, baik itu yang bersifat akademik maupun nonakademik, kegiatan keseharian sekolah yang umumnya lebih melaksanakan sekitar 70% kegiatan akademik dibanding kegiatan nonakademik yang hanya sekitar 30%.
Hal diatas membuat kami, seluruh guru dan siswa SMA Negeri Khusus Jeneponto, membuat suatau cara agar keduanya dapat berjalan dengan kondusif dan seimbang, yaitu pagelaran acara yang bersifat non akademik yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya yaitu, pentas Seni Tahunan Sekolah.
Seni adalah ungkapan ekspresi jiwa manusia yang indah yang diekspresikan melalui berbagai media tertentu dengan prinsip tertentu yang bersifat indah (estetis). Seni dapat menggugah rasa, emosi dan fikiran manusia untuk senantiasa berkarya dan membuat inovasi baru dalam berkarya seni, maka dari itu seni merupakan salah satu salah satu aspek penting yang harus diketahui dan diamati oleh siswa agar siswa tidak hanya mementingkan dan membutuhkan hal-hal yang berbau akademik, namun hal seperti senipun sangat penting untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam membuat karya-karya seni yang hebat.
2.    Jenis kegiatan
Berdasarkan dasar pemikiran diatas SMA negeri Khusus Jeneponto berupaya untuk melaksanakan sebuah acara yang rutin kami laksanakan setiap tahunnya, yaitu “ Pagelaran Pentas Seni Tahunan Sekolah “
Dalam acara ini kami akan menampilkan beberapa pementasan seni, diantaranya:
a.    Tari Tradisional
b.    Tari Kreasi
c.    Teater
d.    Pementasan Musik
e.    Peragaan Busana Adat
f.    Pameran hasil Karya Seni Siswa
Kegiatan-kegiatan diatas akan dipentaskan olehsiswa-siswi SMA Negeri Khusus Jeneponto. Dalam acara ini turut diundang beberapa pejabat tinggi daerah kabupaten jeneponto, serta murid-murid dari sekolah menengah atas lainnya yang ada di kabupaten Jeneponto.
3.    Tujuan
Sebagaimana telah kami tuangkan pada dasar pemikiran, acara ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa-siswi SMA Negeri Khusus Jenponto dalam berkarya dan berkreasi dalam hal bidang seni, selain itu acara ini berusaha untuk menimbulkan rasa cinta siswa-siswi akan indahnya seni.

4.    Manfaat
Manfaat yang akan didapatkan pada semua pihak yang ikut serta dalam acara ini yaitu:
a.    Menumbuhkan rasa cinta terhadap seni
b.    Memacu kreatifitas siswa
c.    Mengenal ragam seni yang ada utamanya di nusantara
d.    Menambah semangat berkarya siswa dalam bidang seni
e.    Sebagai hiburan dan sarana pembelajaran

5.    Waktu dan tempat pelaksanaan
Pagelaran “ Pentas Seni Tahunan sekolah Ini “ sekiranya akan dilaksanakan pada hari senin 3 oktober 2012, pada pukul 10.00 WITA sampai selesai. Bertempat di Jalan. Kesehatan No. 101 SMA Negeri Khusus jeneponto.

6.    Pelaksana
Acara ini dilaksanakan dan didukung oleh
a.    Penanggung jawab : Syamsiarni Nappu S.Pd. M.Pd
b.    Pembina osis: siti suriani D, S.Pd
c.    Ketua panitia: Sri Susanti
d.    Wakil ketua panitia : Suci Ramadanti
e.    Sekretaris: Jumriana Eka Syafitri
f.    Wakil sekretaris : Sri Arfiani Rahim Sila
g.    Bendahara: Fatimah Zaerani Thalib
h.    Segenap guru, pegawai, dan siswa-siswi SMA Negeri Khusus Jeneponto


7.    Pembiayaan
Adapun pembiayaan yang diprlukan dalam pelaksanaan cacara ini, antara lain. Dengan rincihan sebagai berikut:
No    Jenis Kebutuhan    Harga
1    3 buah tenda    Rp. 1.000.000,00
2    Panggung pentas    Rp. 500.000.00
3    Konsumsi    Rp. 2.000.000.00
4    Undangan    Rp. 850.000.00
5    Electon    Rp. 700.000.00
6    Kostum pentas    Rp. 300.000.00
7    Peralatan dekorasi    Rp. 450.000.00
8    Dan lain-lain    Rp. 500.000.00
    Total pembiayaan    Rp. 6.300.000.00

8.    Sumber Dana
Sumber dana dalam pelaksanaan acara ini berasal dari sumbangan dana dari:
a.    Para guru dan pegawai SMAN Khusus Kab.Jeneponto
b.    Seluruh siswa SMAN Khusus Jeneponto
c.    Dana OSIS SMAN Khusus Jeneponto
d.    Instansi-instansi pemerintah Kabupaten Jeneponto

9.    Penutup
Demikian proposal “ Acara Pentas Seni Tahunan Sekolah “ ini dibuat sebagai salah satu media peningkatan daya kreasi dan berinovasi seluruh siswa dan siswi dalam berkarya seni. Besar harapan kami agar proposal ini dapat diterima dan dilaksanakan.

                                Jeneponto 9 Oktober 2011
Ketua panitia                             penanggung jawab



Sri Susanti                        Syamsiarni nappu S.Pd M.Pd
NIS 10097                        NIP

Rangkaian kapasitor dan energi yang terkandung dalam kapasitor


MAKALAH FISIKA
Rangkaian Kapasitor dan Energi yang Tersimpan dalam Kapasitor



Disusun Oleh :
Risma
Suci Ramadanti
Andi Novia Handayani bustan
Arham Suhardi
Nurkayadi Kamaruddin

XII IPA 2

SMA NEGERI KHUSUS JENEPONTO
Kata Pengantar
Puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat hidayah-Nyalah sehingga Makalah Fisika ini dapat terselesaikan tepat waktu, dan tak lupa pula kita kirimkan salam dan shalawat atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW nabi yang telah membawa kita dari alam kebodohan   menuju alam kepintaran seperti sekarang ini.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Suriyani S.Pd selaku guru Fisika atas bimbingannya selama ini, dan tak lupa pula penulis berterima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan dukungannya dalam menyelesaikan Makalah ini.
Penulis mengharapakan ada kritik dan sarannya yang bersifat membangun agar pembuatan tugas berikutnya dapat lebih baik.


Penulis


Daftar isi
Kata pengantar
Daftar Isi
Pembahasan :
    Pengertian Kapasitor
    Rangkaian Kapasitor
    Rangkaian kapasitor Seri
    Rangkaian kapasitor Paralel
    Rangkaian kapasitor gabungan
    Energi yang tersimpan dalam kapasitor
Penutup
    Kesimpulan
    Saran

Pembahasan
    Pengertian Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik, dan secara sederhana terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh bahan penyekat (bahan dielektrik) tiap konduktor di sebut keping. Kapasitor atau disebut juga kondensator adalah alat (komponen) listrik yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan listrik untuk sementara waktu.

    Rangkaian Kapasitor
Banyak rangkaian elektronik yang menggunakan kapasitor dengan berbagai ukuran kapasitas. Kadang kapasitas kapasitor yang tersedia di pasaran tidak sesuai dengan kapasitas yang diperlukan. Untuk mendapatkan kapasitas yang sesuai dengan yang diperlukan, dapat digunakan rangkaian atau gabungan beberapa kapasitor secara seri atau paralel atau gabungan seri dan paralel.
    Rangkaian Kapasitor Seri

Masing-masing kapasitor mengandung muatan listrik yang sama besar. Apabila potensial masing-masing kapasitor V1, V2, dan V3, serta Vs adalah potensial rangkaian kapasitor, maka :
Vs = V1 + V2 + V3
Karena V = q/C maka untuk masing-masing kapasitor dan rangkaian kapasitor :
v_1 = q/c_1 ,v_2=q/c_2 ,v_3=q/c_3 ,dan v_s=q/c_s

Jadi,
q/c_s =q/c_1 +q/c_2 +q/c_3
Atau,
1/c_s =1/c_1 +1/c_2 +1/c_3
Untuk n kapasitor yang dirangkai seri berlaku, persamaan :
1/c_s =1/c_1 +1/c_2 +1/c_3 ...+1/c_n
    Rangkaian Kapasitor Paralel

Gambar  di atas menunjukkan tiga buah kapasitor masing-masing dengan C1, C2, dan C3, yang dirangkaikan secara paralel. Jika ujung ketiga kapasitor dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar V, setiap kapasitor memperoleh tegangan sebesar V juga.
        Jika kapasitas rangkaian kapasitor sebesar Cp maka qp = CpV
Jumlah muatan ketiga kapasitor ialah qp = q1 + q2 + q3, sehingga :
CpV = C1V + C2V+C3V
Atau
Cp = C1+C2+C3
Untuk n kapasitor yang dirangkai paralel berlaku :
Cp = C1+C2+C3+...+Cn
    Rangkaian Kapasitor Gabungan
Rangkaian kapasitor gabungan dapat terdiri atas rangkaian seri dan paralel. Kapasitas rangkaian kapasitor ditentukan dengan menghitung terlebih dahulu cabang-cabang rangkaian yang paling sederhana.
    Energi yang Tersimpan dalam Kapasitor
Jika sebuah kapasitor diberi muatan, sesungguhnya yang terjadi ialah pemindahan muatan listrik dari satu bidang kapasitor ke bidang lain. Untuk itu, diperlukan usaha. Usaha yang diberikan untuk memindahkan muatan disimpan di dalam kapasitor sebagai energi.
Muatan sebuah kapasitor dengan kapasitas C diberi muatan listrik q sehingga diperoleh potensial V. Dalam hal ini, besar muatan yang diberikan sebanding dengan potensial yang diperoleh.
q = CV
Jadi, energi yang tersimpan dalam kapasitor yang bermuatan q dan potensial V adalah
W = 1/2  q V
Karena q = CV maka dapat dituliskan dalam bentuk lain, yaitu :
W = 1/2  c v^2
Atau
W = 1/2   q^2/C
Keterangan :
W = energi yang tersimpan dalam kapasitor (J)
q = muatan listrik (C)
V = potensial kapasitor (V)
C = kapasitas kapasitor (F)

Penutup
    Kesimpulan
Rangkaian kapasitor terdiri dari rangkaian kapasitor seri, paralel dan gabungan. Energi yang tersimpan dalam kapasitor dapat dicari dengan menggunakan rumus W = 1/2   q^2/C
    Saran
Semoga makalah ini dapat dijadikan referensi bagi siswa untuk belajar dalam mata pelajaran Fisika kelas XII IPA.

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com